Pokoke Kudu Sugih - Karang Taruna "GEMMA" Kauman-Sidorejo | Migunani Tumraping Liyan

Minggu, 08 Mei 2022

Pokoke Kudu Sugih

“Mas niki tak kasih oleh-oleh.” Kata Ustadz Zaki sembari menyodorkan bungkusan pada Mas Teng. Dengan senang dan sedkit kaget Mas Teng menerimanya. “Wah njaur gunung Tadz, habis plesiran ya…?”. Ah gak kok mas, kemarin saya habis tilik teman pulang dari haji terus di oleh-olehin itu, saya juga gak tau apa isinya.” “Wah belum di buka to Tadz? Coba tak buka dulu ya Tadz. Tanpa menunggu jawaban sang kawan, Mas Teng lalu membuka bungkusan itu dan ternyata “wee.. ada kupluk putih, minyak wangi, souvenir, sajadah mini dan beberapa cemilan khas haji, terutama kurma dan air zam-zam. 


Pokoke Kudu Sugih

Wah banyak banget Tadz, makasih ya Tadz.” Tadz Zaki cuma manggut tersenyum senang lihat Mas Teng mencoba kupluk putih yang baru itu yang sambil bergaya bak seorang kiai.

“Seneng ya Mas..”

“Ya seneng banget Tadz, saya belum pernah dapet oleh-oleh haji sebanyak ini je..” Sahut Mas Teng sambil membetulkan kupluk barunya.

“Ya syukur deh semoga ja bermanfaat ya Mas dan bisa ketularan naik haji juga.”

“Aamiin… Eh tapi gimana caranya ya Tadz? Kan naik haji butuh dana yang banyak je?”

 “Caranya kita harus kuat Mas.” 

“Kuat..? Maksudnya gimana Tadz?”.

“Kuat itu maksudnya dari segi keyakinan, perkataan dan perbuatan yang semuanya arus dilakukan dengan sebaik-baiknya (konsep itqon). Salah satu untuk menjadi Mukmin yang kuat itu adalah menjadi kaya hati, harta dan ilmu. Kaya dunia bukan diletakkan di hati tetapi di tangan karena dunia hanyalah tempat sendau gurau, karena hanya kampung akhiratlah tempat yang terbaik (QS. Al-An-am : 32). Ada beberapa alasan mengapa umat Islam itu harus jadi Mukmin yang kuat dalam hal harta:

1. Untuk menjalankan rukun Islam yang sempurna karena Muslim yang kaya dapat mengeluarkan zakat, sedekah, wakaf, berhaji dan ibadah lainnya.

2. Agar dapat mengenyam pendidikan yang baik, sehingga selain kaya harta, mereka juga kaya ilmu (QS. Al-Mujadalah :11, QS. At-Taubah : 122)

3. Supaya mampu memberikan hartanya di jalan Allah (QS. Al-Baqarah : 261) dan mengikuti sunah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam yang selalu menyumbangkan hartanya untuk Islam. Tidak menjadi orang yang selalu meminta-minta karena ketika hari kiamat kelak ia akan datang dengan tidak ada sekerat daging di wajahnya (HR. Bukhari No. 1474 dan Muslim No. 1040)

4. Supaya dapat memilih makanan dan pendapatan yang halal lagi thayib (QS. Al-baqarah : 168, 172, 173), karena dengan makanan bergizi akan menjadi sehat dan sigap sehingga dapat menjadi produktif

5. Untuk memberikan nafkah yang layak untuk istri dan anak-anaknya (QS. An-Nisaa : 34)

6. Supaya dapat memberikan harta waris yang layak untuk keluarganya (lihat HR. Bukhari No. 2742 berkenaan dengan Saad IbnAbi Waqqas dan harta waris yang layak untuk anaknya)

7. Agar mendapat mendominasi ekonomi Indonesia bahkan dunia sehingga dapat menjalankan sistem ekonomi tanpa riba (QS. Al-Baqarah : 275)

8. Supaya dapat duduk di tempat strategis, membuat keputusan sesuai dengan ajaran Islam, yang sesungguhnya merupakan rahmat bagi seluruh alam, bagi semua manusia di muka bumi ini (QS. Al-Anbiya : 107)

Begitu Mas maksudnya…. Gimana sudah siap jadi wong sugih tho? Tadz Zaki mengakhiri penjelasannya dengan bertanya pada Mas Teng. “ Ya kudu siap nu Tadz.” Jawab Mas Teng mantab.. sambil ngabisin kurmone.